Saturday, December 17, 2011

Konflik Malaysia - Indonesia: Peranan Zionis?

Satu artikel yang menarik untuk di renungkan:

Indonesia tidak akan bertolenrasi terhadap tindakan negara lain yang mengancam kedaulatan, termasuk melanggar tapal batas sempadan. ”Tidak ada kompromi soal kedaulatan,” kata Juru Bicara Kepresidenan Julian Aldrin Pasha, Selasa (11/10/2011).

Hubungan Indonesia kembali panas. Setelah kian kali, dua Negara serumpun-seakidah ini kembali diapikan persoalan nasionalisme yang sama sekali tidak diajar oleh para ulama Melayu di masa lalu.
Mengapa Yahudi Tidak Suka Indonesia dan Malaysia Bersatu? Pandangan bloger Indonesia. 

Kesnya sederhana, namun ianya amat luar biasa bagi kaum nasionalis, yakni permasalahan tapal batas Camar Bulan di Sambas yang diduga telah dicaplok (dirampas) Malaysia.

Kita harus membuka mata bahwa konflik antara Malaysia dan Indonesia ini tidak terjadi dengan sendirinya. Ada unsur-unsur pemicu api yang menimbulkan asap besar. Pertanyaannya siapakah pemetik api itu? Umat Muslim? Bukan, karena kita semua hanya korban.

Pakar Melayu Prof. Dr. Dato’ Nik Anuar Nik Mahmud dari Institut Alam dan Tamadun Melayu, Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM) mengesahkan bahwa ada intervensi pihak luar di balik perseteruan kedua Negara serumpun muslim ini.

Dalam cacatan buku Thomas Raffles disebutkan, Barat harus memastikan bahwa alam Melayu ini lemah. Untuk melemahkan, Raffles mengusulkan dua buah strategi.

Pertama, imigran-imigran asing dibawa masuk ke Melaya supaya kawasan ini tidak menjadi kawasan Melayu, melainkan majmuk (dibawa orang-orang China dan India).

Kedua, pastikan bahwa raja-raja Melayu di Semenanjung, Sumatera, Jawa dan sebagainya, tidak mengambil para ulama Arab menjadi penasihat mereka. Tujuan mereka memang untuk memisahkan Arab dengan Melayu.

Bersatunya antara Malaysia dan Indonesia bakal membentuk Imperium Islam Melayu inilah yang sangat ditakuti oleh Zionisme.

Mereka sedar Melayu adalah potensi kuat dalam kebangkitan Islam dari tenggara Asia, maka jalur ini harus dihabisi, apapun caranya.

Pengalaman bangsa Indonesia pula yang kerap dan mudah diadu domba adalah kunci yang selalu mereka pegang saat zaman devide et impera.

Kita harus faham, Thomas Stamford Raffles sendiri adalah seorang Freemason. Menurut Th Stevens dalam bukunya Tarekat Mason Bebas, pada tahun 1813 Raffles  dilantik sebagai mason bebas di bantara “Virtutis et Artis Amici”. “Virtus” merupakan suatu bantara sementara di perkebunan Pondok Gede di Bogor.

Perkebunan itu dimiliki Wakil Suhu Agung Nicolaas Engelhard. Di situ Raffles dinaikkan pangkat menjadi ahli (gezel), dan hanya sebulan kemudian dinaikkan menjadi meester (suhu) di loge “De Vriendschap” di Surabaya.

Raffles pula yang mendirikan Singapura moden yang kini menjadi pengkalan Israel di Asia Tenggara. Agen-agen zionis melalui Singapura adalah penghasut sebenarnya dalam mengeruhkan hubungan sesama muslim Melayu.

Kebanyakan koruptor Indonesia bermukim di Singapura setelah merompak wang hasil keringat anak-anak Indonesia dan rakyat jelata.

Singapura adalah sekutu zionis. Mereka tidak mau menandatangani perjanjian extradisi dengan Indonesia semata-mata melindungi koruptor ini karena mereka bawa banyak wang ke Singapura.

Untuk mengalihkan isu ini dari masyarakat Indonesia, mereka akan cuba mencari isu supaya masyarakat Indonesia lebih fokus pada isu yang mereka cipta.

Maka diwujudkanlah isu sekarang, konfrontasi Malaysia-Indonesia. Melalui media sekular di dua negara ini, mereka terus berusaha agar rumpun Melayu bangga akan identiti negara masing-masing.

Adanya inflitrasi Zionis di Malaysia juga bukan perkara baru. Tahun lalu bekas tim perdana menteri Malaysia yang juga tokoh pembangkang, Anwar Ibrahim, pernah menceritakan fakta adanya intelijen Zionis di markas kepolisian federal Malaysia.

Mereka menyatakan memiliki dokumen yang memperlihatkan kemungkinan adanya intelijen Zionis dalam strategi informasi negara melalui perusahaan kontrak bernama "Osiassov", yang melaksanakan projek pengembangan sistem komunikasi dan teknologi di markas besar polisi federal Malaysia.

Anwar Ibrahim menjelaskan bahwa perusahaan "Osiassov" terdaftar di Singapura namun berpejabat pusat di negara penjajah Zionis Tel Aviv.

Menurut Anwar, kehadiran dua bekas tentara Zionis di perusahaan yang bersangkutan, dibawah pengetahuan petugas polisi senior Malaysia dan Menteri Dalam Negeri Malaysia sejak zaman Syed Ahmad Albar.

Yakinlah, jika umat muslim Melayu tidak kembali ke ajaran Islam sejati, ia akan memberi ruang kepada nasionalisme memberhalakan bangsa.  Benih permusuhan itu akan selalu muncul, walau kedua Negara itu makmur dan sama-sama beragama Islam.

Maka itu, bersatulah bangsa Melayu. Bersatulah di atas Panji Islam yang akan membuka jalan tegaknya daulah ini di tanah perjuangan kita, tanahMelayu Darussalam.

Ulasan ABATASA2

Kenapa Indonesia dan Malaysia sahaja berkrisis sementara Singapura sentiasa aman tenteram malah menjadi kuasa ekonomi terunggul di Asia Tenggara. Selain Singapura melaksanakan peranannya, tahukah anda bahawa kita juga mempunyai beberapa wajah yang sering hadir menambah keruh yang wujud? Inilah yang dikatakan permainan catur Yahudi. Kita semua menjadi buah caturnya. Kita yang akan mati berlawan sesama sendiri. Sementara pemainnya hanya memandang dengan penuh nafsu.

Sentiasa sahaja diketengahkan isu demi isu untuk melaga-lagakan kedua negara serumpun ini. Sehinggakan acara sukan juga tidak terlepas dari siraman racun mereka. Kebencian ini semakin membuak di negara tetangga kita Indonesia. Nasib baik rakyat negara ini masih bertenang. Keadaan ini tidak merebak ke Malaysia walaupun ada cubaan untuk itu dilakukan.

Satu keanehan berlaku, mengapa warga Indonesia hanya menjadikan "kaum Melayu" Malaysia sebagai musuh, bukannya semua rakyat negara ini? Terkeluar dari mulut mereka perkataan-perkataan yang menyakitkan seperti "malaysial", "malingsia" dan sebagainya. Pernahkah kita dengar mereka menghina dan merendahkan bangsa lain terutamanya Cina di Malaysia? Apa maksud ini semua? Jika membenci Malaysia, sepatutnya membenci keseluruhan rakyat negara ini bukan hanya Melayu.
Kalangan yang menjadi kumpulan pendesak dan sering melakukan kempen mengganyang Malaysia ialah para Kristianis Indonesia dan kumpulan Islam Liberal Indonesia. Siapakah mereka sebenarnya? Siapa pula yang membawa fahaman Islam Liberal di Malaysia? Siapa pula penganut kristian terbesar di Malaysia? Apakah pegangan politik kumpulan ini? Anda mungkin ada jawapannya.

Sumber dari SINI